Sekeping Memori di FKSI



Goresan yang ada disini bukanlah pelengkap dari banyaknya rangkaian Milad FKSI, melainkan lukisan hati tentang manisnya berada di ranah ini. Saat tak sengaja kakiku terkena percikan air dari ranah ini. Hingga tanpa sadar aku rasakan kesejukan. Duduk sambil mengayunkan kaki di dalam air ini, memandang asrinya alam dengan segenap tasbih memuji Sang Pencipta diri. Tak terasa dahaga karena sungguh pepohonan di atas kepalaku selalu saja menghembuskan angin kasturi dengan aroma syurga yang sungguh membuatku enggan pergi berlari atau hanya sekedar berdiri.
Tentu saja, ada lelah disetiap langkah dalam menjalankan amanah yang bisa saja saat di dunia tak terlihat manfaatnya. Ada ragu ketika lengkingan bunyi mengajak pada kepentingan duniawi. Ada enggan ketika satu orang saja yang tak datang dalam satu kegiatan, “Mengapa Ana lagi? Kemana yang lain?”. Ada marah ketika pendapat diabaikan tanpa hati. Ada kecewa ketika pencapaian tak sesuai rencana. Tapi, ketika memandang satu persatu wajah sendu saudara-saudariku dengan peluh di tubuh, melihat senyum mereka lalu menyapa. Sungguh, lelah, ragu, enggan, marah bahkan kecewa sirna sudah. Mereka semua tentu saja bukanlah orang-orang yang sempurna. Tapi mereka adalah penyempurna dalam FKSI ini.
Entah seberapa besar sayangku pada saudara-saudariku itu. Yang hanya aku tau ketika tak bertemu akan selalu ada rindu dalam hati juga pikiranku. Entah seberapa peduliku kepada saudara-saudariku itu. Yang hanya aku tau tak pernahku ragu ketika berbagi sesuatu. Entah seberapa cintaku kepada saudara-saudariku itu. Yang hanya aku tau, akan selalu ada pemakluman bagi mereka ketika hati kecewa. Dan entah sudah berapa banyak nikmat yang Allah berikan kepada kami kader FKSI. Yang hanya aku tau tak ada sesal ketika meninggalkan sesuatu karena berkontribusi di FKSI.
Ukhuwah ini, tak bergelimang harta yang ketika ingin suatu benda akan selalu ada hanya dengan mengedipkan mata saja. Ukhuwah ini, tak selalu mengundang tawa yang bisa saja ketika emosi tak terkendali akan ada sedih dihati. Ukhuwah ini bukan rumah mewah dengan segala perabotan berharga jutaan rupiah yang ketika butuh hanya tinggal memanggil pelayan saja. Ukhuwah ini seperti seutas tali tanpa hiasan sedikitpun. Tak akan terpakai ketika tak disatukan antar kedua ujungnya. Takkan ada indahnya ketika kita tak pandai merangkainya meski hanya berbentuk pita.
Ku lirik lagi, ternyata masih panjang sekali perjalanan ini. Aku tak pernah sendiri, ada Allah dan saudara-saudariku. Yang aku pecaya, ketika lelah tangan mereka akan dengan ramahnya mengandeng tanganku. Yang aku yakin, ketika jatuh tangan mereka akan terulur dengan senyum indah di bibir mereka. Yang ketika ku jenuh akan selalu ada kata-kata mereka untuk menghiburku. Yang ketika ku sedih akan selalu ada motivasi yang tersalur untukku.
Saudara-saudariku, Aku sungguh mencintai kalian karena Allah. Aku mungkin tak selalu ada disini, sama seperti kalian. Aku mungkin tak selalu bisa membantu kalian menggerek bendera FKSI hingga berkibar sempurna di atas sana. Bahkan mungkin aku tak selalu istiqomah di jalan ini. Jadi, sungguh kuharap kalian bersedia menjadi alarm pengingatku untuk kembali ke jalan awal yang sesungguhnya ingin kita tuju. ^_^




--- FKSI, rumah ini. Muara hati ketika ingin menepi dari sedih berbalut air mata lirih. Penenang hati ketika lantunan ayat suci tak henti terdengar oleh telinga ini. Pelatih emosi diri ketika angin berhembus membawa pesan yang menyayat hati, “sok suci”. FKSI, ranah ini. Pelarian hati ketika nafsu duniawi menggerogoti pikiran yang tak suci. ---

Anggar A. Thahirah (Anggek - Andarly Ai Ri)
April 2014

Komentar

Postingan Populer